Sabtu, 15 Desember 2007

SEJARAH Resimen Mahasiswa

SEJARAH RESIMEN MAHASISWA INDONESIA

Sejarah panjang MENWA dimulai dari 58 tahun yang lalu, tepatnya tahun 1942 (pada zaman pendudukan Jepang). Cikal bakalnya bernama GAKUKOTAI, yang bersama-sama PETA, SEINENDAN, FUJINKAI dan HIZBULLAH memulai titik balik sejarah bangsa Indonesia untuk lepas dari penjajah. Pada masa perang kemerdekaan (1945-1952) bernama Tentara Pelajar (TP). Pada tahun 1959 diadakan Wajib Latih (semacam wajib militer di Amerika Serikat) yang khusus diadakan untuk mahasiswa. Wajib Latih ini dibubarkan pada tahun 1960. Dan pada tahun 1963 atas inisiatif mahasiswa dan persetujuan pemerintah (diatur oleh Wanpahankam No. M/A/20/1963) waktu itu dibentuklah salah satu wadah yang dinamakan Resimen Mahasiswa (MENWA) hingga saat ini. Ditinjau dari waktu lahirnya dari tahun 1963 sampai sekarang berarti MENWA telah berusia 44 tahun.

Kehidupan MENWA selama 44 tahun ini dipenuhi dengan berbagai macam gejolak dan perubahan. Tahun 1965, MENWA sendiri berani mengambil resiko bermain konflik di kampus dengan berafiliasi pada basis-basis mahasiswa (baik intern maupun ekstern kampus) menghancurkan basis-basis PKI yang beraliansi dengan kelompok-kelompoknya di kampus. Masa inilah yang menjadi titik awal konflik berkepanjangan MENWA dengan berbagai pihak dalam beberapa tempat hingga saat ini.

Perubahan-perubahan yang dilakukan oleh Menwa sebagai bagian dari reposisi, reorganisasi, dan refungsi organisasi MENWA terus dilakukan sebagai bagian dari reaktualisasi untuk memenuhi dan menyikapi fenomena bangsa dan negara ini, apalagi sekarang dengan berkembangnya tuntutan demokratisasi dan civil society. Perubahan konstitusi / AD-ART MENWA (yang diatur dalam SKB 3 menteri) dimulai dari tahun 1978 dan terakhir sekarang tahun 2000.

Dalam UU RI No. 21 Th. 1982 tentang ketentuan pokok Hankamneg, MENWA dimasukkan dalam kategori Rakyat Terlatih yang dalam pasal 10 point a dinyatakan sebagai kekuatan dasar dari sistem Hankamneg di negeri ini. MENWA sendiri bukanlah suatu organisasi yang ‘langka’ sebab di negara-negara lain pun ada atau sejenis. Di Amerika Serikat disebut dengan ROTC (Reserve Officer Training Corps), di Bangladesh diistilahkan BNCC (Bangladesh National Cader Corps), di Malaysia dikenal dengan nama PALEPAS (Pasukan Latih Pegawai Perwira Simpanan).
Pada tahun 1995 MENWA sudah melakukan refungsiliasi dan rekonsiliasi dengan mengemban 2 misi, yaitu

MISI KEJUANGAN

Menghasilkan Cendekiawan Merah Putih (Kader Bangsa) dengan landasan kejuangannya Pancasila (Ideologi), Sumpah Pemuda (Rasa Kebangsaan), Panca Dharma Satya Menwa (Kode Etik MENWA), Tri Dharma Perguruan Tinggi (dengan semangat Visi dan Misi Universitas masing-masing), Jiwa dan semangat 45 (Heroisme Bela Negara – Sejarah MENWA).

MISI HANKAMNEG

Menghasilkan Cadangan TNI, yaitu: (a) Korps Pendidikan Perwira Cadangan; (b) Kekuatan Cadangan Nasional. Dengan landasan konstitusionalnya adalah: UUD 1945 Pasal 30, UU No. 20 tahun 1982.

Dengan demikian berarti bahwa MENWA merupakan wadah penyalur potensi mahasiswa untuk kekuatan cadangan nasional dalam pembelaan negara. Selain itu Menwa merupakan wadah yang tepat untuk melatih diri dalam kepemimpinan, disiplin, tanggung jawab, kecakapan, ketangkasan, dan keberanian dengan motto Widya Castrena Dharma Sidha (menyempurnakan kewajiban dengan ilmu pengetahuan dan ilmu keprajuritan) dan Prajna Vira Dharma Cevana (memenuhi kewajiban sebagai pejuang dan pemikir).


VISI

Menyiapkan Mahasiswa sebagai generasi intelektual bangsa dan Warga Negara yang dibekali kemampuan dan pengetahuan dalam olah keprajuritan untuk pembelaan Negara serta berbagai keterampilan lain yang dimanfaatkan untuk masyarakat luas Menuju pengembangan bakat dan kepribadian individual secara penuh dan utuh


MISI

· Memberdayakan manusia muda (MENWA) menuju transformasi manusia dewasa yang kompeten, yang memiliki hati nurani dan yang mempunyai kepekaan untuk berani melibatkan diri pada hidup dan perjuangannya.

  • Menguatkan identitas kebangsaan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia
  • Membentuk Mahasiswa yang memiliki mental dan fisik yang tangguh, berdisiplin tinggi sebagai kader bangsa
  • Melatih olah keperajuritan dalam rangka mempersiapkan potensi dalam bidang pertahanan Negara
  • Menumbuhkan sifat teladan bagi seluruh individu dimanapun berada dalam upaya menciptakan kondisi lingkungan yang aman dan kondusif
  • Membentuk dan mengasah kesigapan dan kewaspadaan terhadap perubahan yang dapat merugikan individu lain dalam skala luas.

Pengembangan Resimen Mahasisawa dimaksudkan untuk membentuk karakter dengan kesadaran sosial yang tinggi, wawasan kebangsaan yang luas, memiliki kepribadian yang mantap, bertanggung jawab, disiplin lahir dan batin, percaya pada diri sendiri dan mengutamakan kepentingan nasional di atas kepentingan pribadi / golongan, mempunyai kemampuan beradaptasi dan turut serta terhadap perubahan dan dinamika yang positif, mampu membangun komunikasi yang efektif dan asertif terhadap komunitas.
Oleh karena hal tersebut, secara eksplisit Menwa mengambil jarak dengan institusi militer secara tidak langsung, dengan memposisikan diri terhadap institusi TNI pada hubungan kemitraan dalam hubungan pendidikan dan latihan untuk mempersiapkan Rakyat Terlatih sebagai Komponen Kekuatan Cadangan Nasional untuk kategori aktifis intelektual muda.

Resimen Mahasiswa memiliki hubungan kemitraan dalam urusan pendidikan dan latihan Menwa dengan TNI dimana kurikulumnya ditemtukan secara otonom oleh MENWA sebagai bentuk dari model Outward Bound (Pelatihan Kepemimpinan Alam Bebas) dan SAR Darat serta pengetahuan kemilitean sebagai salah satu aplikasi UUD 1945 dimana setiap warga Negara Indonesia turut serta dalam upaya Bela Negara dengan bentuk HANKAMRATA.

MENWA Dengan sistem kerja Kolegial Partisipatoris, kerjasama erat antar rekan kerja dalam sebuah team mengedepankan rasa persaudaraan dan kesetiakawanan, dengan harapan akan MENWA semakin solid dalam pelayanan untuk diri sendiri, sesama, dan bangsa serta dalam rangka mempertahankan eksistensinya diamanpaun berada.

PENDIDIKAN MENWA

Adapun Pendidikan Wajib yang ditempuh oleh anggota Resimen Mahasiswa dalam bentuk teori dan aplikasi lapangan meliputi:

  • Navigasi,
  • Mountaineering
  • PBB,
  • Kesehatan Lapangan,
  • Komunikasi,
  • Jungle Survival,
  • Ilmu Medan, Peta dan Kompas,
  • Wawasan Kebangsaan,
  • Pendidikan Pendahuluan Bela Negara,
  • Pengetahuan Senjata Ringan,
  • Olah keprajuritan,
  • Kepemimpinan Tingkat Dasar dan Lanjutan,
  • Bela Diri,
  • ORAMIL,
  • SCUBA Diving,
  • dan lain-lain.

Jenjang Pendidikan yang ditempuh untuk pengauasaan materi oleh setiap anggota Resimen Mahasiswa sebagaiamana tersebut diatas adalah :

PENDIDIKAN DASAR

Pra Pendidikan dan Latihan Dasar (Pra DIKLATSAR)

Materi Kepemimpinan Tingkat Dasar (LKTD) dengan materi Dasar-dasar Organisasi dan Staf (DOS); Pemantapan Mental (BIMSUH) dan Fisik (BIMSIK); Dan lain-lain.

* Dilaksanakan di masing-masing Satuan di tingkat Batalyon

Pendidikan dan Latihan Dasar (DIKLATSAR)

Pengenalan dan aplikasi materi dan aplikasi Kepemimpinan Tingkat Dasar; Pemantapan Mental (BIMSUH) dan Fisik (BIMSIK); Navigasi; Mountaineering; PBB; Komunikasi; Jungle Survival; Ilmu Medan, Peta dan Kompas; Wawasan Kebangsaan; Pendidikan Pendahuluan Bela Negara; Pengetahuan Senjata Ringan Dasar; Olah keprajuritan; Bela Diri Militer Dasar; ORAMIL; Rencana Pengamanan, Dasar-dasar Kesehatan Lapangan dan lain-lain.

* Dilaksanakan di tingkat KODAM (Resimen Mahasiswa Mahasurya dibawah KODAM V BRAWIJAYA dengan Unsur Pelaksana Pendidikan dan Latihan oleh RNDAM V BRAWIJAYA)

PENDIDIKAN LANJUTAN

· Kursus Kader Pelaksana/SUSKALAK (Latihan Kepemimpinan Tingkat Lanjut)

Materi: Nasionalisme, Demokrasi Indonesia, HAM dan Hukum Humanities, Manajemen Krisis, Scientific Problem Solving, Komunikasi dan Psikologi Massa, Narkoba dan Psikotropika, Otonomi Kampus, Pola dan Gaya Kepemimpinan, Gerakan dan Lembaga Mahasiswa Indonesia, Search and Rescue (SAR), dll.

* Dilaksanakan di tingkat KODAM (Resimen Mahasiswa Mahasurya dibawah KODAM V BRAWIJAYA dengan Unsur Pelaksana Pendidikan dan Latihan oleh RNDAM V BRAWIJAYA)

· Kursus Kader Pemimpin/SUSKAPIN (Pelatihan Manajemen Organisasi dan Pelatihan)

Materi: Konsep-konsep Pokok Manajemen, Bidang Manajemen Perlengkapan, Manajemen Perkakas, Evaluating Management, dll.

* Dilaksanakan dalam skala Nasional dibawah Departemen Pertahanan dan Keamanan.

· Pendidikan Provost (DIKPROV)

Materi : Pengamanan personil dan materiil, Pengetahuan Tahapan Penyelesaian Perkara, Problem solving, Pengetahuan Sanksi dan Eksekusi dalam hierarki, dan lain-lain

* Dilaksanakan di tingkat KODAM (Resimen Mahasiswa Mahasurya dibawah KODAM V BRAWIJAYA dengan Unsur Pelaksana Pendidikan dan Latihan oleh RNDAM V BRAWIJAYA)

PENDIDIKAN PELENGKAP

  • Kursus Pelatih
  • Kursus Kesehatan Lapangan
  • Kursus Dinas Staf dan Gladi Posko (KDS-GP)
  • Latihan Pemantapan Kelompok Komando (Latappokko)
  • Latihan Kepemimpinan Putri
  • Para Layang
  • Pelatihan SAR Nasional
  • Navigasi Lanjut
  • SCUBA Diving Course dan lain-lain.

TEHNIK PENULISAN BENTUK SOAL PILIHAN GANDA

KATA PENGANTAR

Penilaian merupakan komponen penting dalam sistem pendidikan untuk mengetahui perkembangan dan tingkat pencapaian hasil pembelajaran. Penilaian memerlukan data yang baik. Salah satu sumber data itu adalah hasil pengukuran. Pengukuran merupakan seperangkat langkah dalam rangka pemberian angka terhadap hasil kegiatan pembelajaran. Kegiatan pengukuran ini biasanya dilakukan melalui tes: baik tes prestasi belajar maupun tes psikologi. Tes, sebagai alat ukur, perlu dirancang secara khusus sesuai dengan tujuan peruntukannya, dan perlu dipersiapkan dengan sebaikbaiknya, sesuai dengan kaidah-kaidah penyusunannya.

Dalam suatu proses pengukuran sangat diperlukan tes yang bermutu baik, karena baik-buruknya mutu tes akan menentukan mutu data yang dihasilkan. Mutu data ini akan menentukan mutu rumusan hasil penilaian, dan selanjutnya akan menentukan mutu berbagai keputusan dan kebijakan kependidikan yang ditetapkan berdasarkan hasil penilaian itu.

Pusat Penilaian Pendidikan sebagai satu-satunya lembaga yang memiliki misi mengembangkan dan menyelenggarakan system penilaian pendidikan terus berupaya untuk meningkatkan kemampuan para penulis soal dalam penyusunan tes yang baik, terutama dalam penulisan butir soal. Salah satu upaya itu adalah melalui penyusunan tehnik penulisan soal pilihan ganda.

Semoga tehnik ini bermanfaat bagi para penulis pada khususnya serta bagi pembaca pada umumnya.

Bengkulu, Desember 2007

Penulis

DAFTAR ISI

Kata Pengantar.............................................................................................................. 1

Daftar Isi ........................................................................................................................ 2

BAB I

PENDAHULUAN

BAB II

TEKNIK PENULISAN KISI-KISI

BAB III

TEKNIK PENULISAN SOAL PILIHAN GANDA

  1. Pengertian ............................................................................................................ 8
  2. Bentuk test tertulis ................................................................................................ 8
  3. Bentuk soal pilihan ganda ...................................................................................... 8
  4. Kaidah penulisan soal pilihan ganda ....................................................................... 9
  5. Kartu soal ............................................................................................................ 10

BAB IV

CONTOH-CONTOH SOAL PILIHAN GANDA

ü Contoh soal fisika ................................................................................................. 12

ü Contoh soal Biologi .............................................................................................. 12

ü Contoh soal kimia ................................................................................................. 13

ü Contoh soal bahasa Indonesia ............................................................................... 14

ü Contoh soal sejarah .............................................................................................. 14

BAB I

PENDAHULUAN

Tes prestasi belajar adalah tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan seseorang setelah menjalani proses pembelajran. Tes ini penting sekali dilakukan oleh guru, sekolah maupun lembaga kependidikan untuk mengetahui seberapa jauh siswa sudah mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Hasil tes daapat digunakan oleh guru, sekolah, atau institusi kependidikan lainnya untuk mengambil keputusan atau umpan balik bagi perbaikan proses belajar mengajar. Jadi secara tidak langsung tes dapat digunakan untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan pendidikan dari waktu ke waktu.

Banyak cara yang dilakukan untuk mengukur prestasi belajar siswa. Jika ditinjau dari penyiapan alat tes yang digunakan, maka pengukuran tes prestasi belajar dapat dibagi dua tipe yaitu (1) pengukuran yang menggunakan tes yang dibuat guru dan (2) pengukuran yang menggunakan tes standar. Bentuk tes yang dibuat guru di kelas tentunya berbeda dengan bentuk tes standar. Bentuk tes yang dibuat guru bisa sangat bervariasi, misalnya tes tertulis, tes lisan, tes kinerja, sikap dan pengukurannya lebih menekankan untuk mendapatkan informasi proses pembelajaran siswa dari hari ke hari.

Sedangkan bentuk tes standar, soal dan penskorannya harus lebih objektif dan mudah dilakukan sehingga pada umumnya hanya menggunakan satu jenis penilaian saja yaitu tes tertulis, khususnya bentuk soal pilihan ganda. Hal ini disebabkan tes standar digunakan untuk keperluan yang lebih luas dan umum, misalnya tes untuk bisa masuk ke jenjang pendidikan berikutnya, tes untuk melihat daya serap siswa, tes pemantauan mutu siswa, dsb. Selain itu hasil dari tes standar harus bisa dilihat keterbandingannya Tes standar adalah tes dimana soal-soalnya sudah mengalami proses analisis baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif. Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk membuat tes standar adalah (1) menentukan tujuan tes; (2) menentukan acuan yang akan dipakai oleh tes (criteria atau norma); (3) membuat kisi-kisi; (4) memilih soal-soal dari kumpulan soal yang sudah ada sesuai dengan kisi-kisinya. Apabila soal yang diambil merupakan soal baru, maka soal-soal tersebut harus melalui tahap telaah secara kualitatif, revisi, ujicoba, analisis hasil ujicoba sehingga diperoleh soal yang baik dari segi kualitatif maupun kuantitatif. Selain itu pengadministrasian tes (pelaksanaan tes) juga dibuat standar.

Untuk tes prestasi belajar terstandar soal-soal harus mengacu pada tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa, dalam hal ini kurikulum atau SKL (Standar Kompetensi Lulusan) yang sudah ditetapkan apabila tes tersebut akan digunakan untuk kelulusan, dan proses penskorannya juga harus dilakukan secara standar terutama apabila ada soal berbentuk uraian, sehingga hasil dari tes tersebut dapat dilihat keterbandingannya.

Untuk membuat tes prestasi belajar terstandar yang dapat digunakan setiap saat, dibutuhkan butir-butir soal cukup banyak. Kebutuhan butir-butir soal yang bagus dan banyak ini bisa diatasi apabila ada bank soal yang menyimpan soal-soal tersebut.

Analisis secara kualitatif

Soal-soal mentah yang dibuat oleh para penulis soal berdasarkan kisi-kisi yang disusun Puspendik akan masuk dalam kategori soal mentah. Soal mentah akan ditelaah secara kualitatif sehingga diperoleh soal baik tanpa revisi dan soal yang perlu direvisi serta soal yang ditolak. Soal yang perlu direvisi akan langsung direvisi sehingga diperoleh soal yang baik.

Analisis secara kuantitatif

Soal-soal yang baik secara kualitatif akan dirakit untuk proses ujicoba sehingga diperoleh data-data respon jawaban siswa. Respon jawaban siswa ini dianalisis menggunakan komputer sehingga diperoleh soal-soal yang baik dengan data-data parameter tingkat kesukaran dan daya beda untuk setiap butir soal.

Pengembangan soal ini harus dilakukan secara terus menerus sehingga diperoleh soal-soal yang cukup banyak sesuai dengan perubahan yang terjadi baik pada kurikulum maupun pada SKLnya.

BAB II

TEKNIK PENULISAN KISI-KISI

Kisi-kisi dapat didefinisikan sebagai matrik informasi yang dapat dijadikan pedoman untuk menulis dan merakit soal menjadi tes.

Dengan menggunakan kisi-kisi, penulis soal akan dapat menghasilkan soal-soal yang sesuai dengan tujuan tes dan perakit tes akan mudah menyusun perangkat tes. Berbagai paket tes yang memiliki tingkat kesulitan, kedalaman materi, dan cakupan materi sama (paralel) akan mudah dihasilkan hanya dengan satu kisi-kisi yang baik.

Kisi-kisi soal yang baik harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

a) mewakili isi kurikulum yang akan diujikan;

b) komponen-komponennya rinci, jelas, dan mudah dipahami; dan soal-soalnya dapat dibuat sesuai dengan indikator dan bentuk soal yang ditetapkan.

c) Pemilihan materi dalam penyusunan kisi-kisi hendaknya memperhatikan empat aspek sebagai berikut:

d) urgensi, secara teoretis materi yang akan diujikan mutlak harus dikuasai siswa;

e) relevansi, materi yang dipilih sangat diperlukan untuk mempelajari atau memahami bidang lain;

f) kontinuitas, materi yang dipilih merupakan materi lanjutan atau pendalaman materi dari yang sebelumnya pernah dipelajari dalam jenjang yang sama maupun antar jenjang;dan

g) kontekstual, materi memiliki daya terap dan nilai guna yang tinggi dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam penulisan soal tes prestasi belajar (TPB), seperti ujian harian, ujian semester, dan ujian kenaikan kelas, para pembuat soal perlu mengetahui penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar (SKKD) dalam kurikulum menjadi indikator soal (tidak selalu sama dengan indikator pembelajaran). Berdasarkan indikator ini, penulis soal dapat mengetahui kemampuan siswa yang akan diukur sehingga paket soal yang disusun merupakan deskripsi kompetensi siswa terhadap materi tertentu dalam kurikulum.

Kompetensi Dasar : Kemampuan minimal yang harus dikuasai siswa setelah mempelajari materi pelajaran tertentu. Kompetensi dasar ini diambil dari Standar Isi.

Materi : Bahan ajar yang harus dikuasai siswa berdasarkan kompetensi dasar yang akan

diukur. Penentuan materi (bahan ajar) yang akan diambil disesuaikan dengan indicator yang akan disusun.

Indikator : Berisi ciri-ciri perilaku yang dapat diukur sebagai petunjuk untuk membuat soal.

Soal : Disusun berdasarkan indikator yang dibuat.

Seorang penulis soal dalam menjabarkan kompetensi dasar menjadi indikator perlu melalui langkah-langkah berikut:

a) memilih kompetensi dasar yang akan diukur;

b) menentukan materi (bahan ajar);

c) membuat indikator yang mengacu pada kompetensi dasar dengan memperhatikan konteks/materi yang dipilih; dan

d) menulis soal berdasarkan indikator yang dibuat. Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang kesesuaian antara indikator yang disusun dan kompetensi dasar, disarankan untuk melihat kompetensi dasar dan materi yang ada dalam kisikisi.

Indikator yang baik harus memiliki kriteria:

a) memuat ciri-ciri kompetensi dasar yang akan diukur.

b) memuat kata kerja operasional yang dapat diukur.

c) berkaitan dengan materi (bahan ajar) yang dipilih.

d) dapat dibuatkan soalnya.

Dalam penyusunan indikator, komponen -komponen yang perlu diperhatikan adalah subjek, perilaku yang akan diukur, dan kondisi/konteksnya.

Sekarang mari kita lihat contoh format kisi-kisi penulisan soal berikut.

Kisi-Kisi Penulisan Soal Ujian Akhir Sekolah Satuan Pendidikan : SMAN

Mata Pelajaran : Kimia

Program Studi : IPA

Kurikulum :Tingkat Satuan Pendidikan

Alokasi Waktu : 120 Menit

Jumlah Soal :30 Pilihan Ganda (PG), 5 Uraian

Kompetensi dasar

Materi

Kls/ Sem

Indikator

Bentuk Soal

No. Soal

Format kisi-kisi penulisan soal memuat identitas kisi-kisi dan matrik spesifikasi rumusan butir soal. Identitas kisi-kisi minimal memuat nama satuan pendidikan, mata pelajaran, program studi (jika ada), kurikulum, alokasi waktu, dan jumlah dan bentuk soal, sedangkan matrik spesifikasi setidaknya mencakup kompetensi dasar (KD), materi, kelas dan semester, indikator, bentuk soal, dan nomor soal.

Dalam KTSP, SK dan KD telah disediakan sehingga kita hanya memilihnya bukan menyusunnya, sedangkan untuk materi dan indikator, penulis soal harus menyusunnya, misalnya dengan menjadikan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan silabus sebagai salah satau referensi. Ingat, indikator yang terdapat dalam sylabus atau RPP tidak selalu otomatis bisa menjadi indikator butir soal. Indikator yang dikembangkan dalam RPP dan sylabus adalah indikator ketercapaian tujuan pembelajaran sedangkan indicator dalam kisi-kisi penulisan butir soal merupakan indikator untuk penyusunan butir soal.

Sebagaimana sudah Anda ketahui, satu SK dapat memuat atau bisa dikembangkan menjadi beberapa KD (minimal satu KD), kemudian berdasarkan key word dalam KD, kita bisa menentukan materi. Sedangkan indikator butir soal disusun berdasarkan KD, satu KD bisa dikembangkan menjadi beberapa indikator (minimal satu indikator). Selain itu bentuk soal (penilaian) juga sangat ditentukan oleh KD dan indikator, sehingga KD tertentu hanya bias diukur atau lebih tepat diukur dengan menggunakan bentuk soal tertentu.

BAB III

TEKNIK PENULISAN SOAL PILIHAN GANDA

A. Pengertian

Pengukuran secara tertulis dilakukan dengan tes tertulis (paper andpencil test). Tes tertulis merupakan kumpulan soal-soal yang diberikan kepada siswa dalam bentuk tulisan. Dalam menjawab soal, siswa tidak selalu harus merespon dalam bentuk jawaban, tetapi juga dapat dilakukan dalam bentuk lain seperti memberi tanda, mewarnai, menggambar dan sejenisnya. Tes tertulis merupakan teknik pengukuran yang banyak digunakan dalam menilai pencapaian kompetensi mata pelajaran sebagai hasil belajar.

B. Bentuk Tes Tertulis

Soal tes tertulis dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu soal dengan memilih jawaban yang sudah disediakan (bentuk soal pilihan ganda, benar-salah) dan soal dengan memberikan jawaban secara tertulis (bentuk soal isian, jawaban singkat dan uraian).

Dilihat dari bentuk soalnya, tes tertulis dapat dikelompokkan menjadi tes tertulis objektif seperti pilihan ganda dan isian, dan tes tertulis non-objketif seperti bentuk soal uraian non-objketif.

C. Bentuk Soal Pilihan Ganda

Soal pilihan ganda merupakan bentuk soal yang jawabannya dapat dipilih dari beberapa kemungkinan jawaban yang telah disedikan. Kontruksinya terdiri dari pokok soal dan pilihan jawaban. Pilihan jawaban terdiri atas kunci dan pengecoh. Kunci jawaban harus merupakan jawaban benar atau paling benar sedangkan pengecoh merupakan jawaban tidak benar, namun daya jebaknya harus berfungsi, artinya siswa memungkinkan memilihnya jika tidak menguasai materinya.

Soal pilihan ganda dapat diskor dengan mudah, cepat, dan memiliki objektivitas yang tinggi, mengukur berbagai tingkatan kognitif, serta dapat mencakup ruang lingkup materi yang luas dalam suatu tes. Bentuk ini sangat tepat digunakan untuk ujian berskala besar yang hasilnya harus segera diumumkan, seperti ujian nasional, ujian akhir sekolah, dan ujian seleksi pegawai negeri. Hanya saja, untuk meyusun soal pilihan ganda yang bermutu perlu waktu lama dan biaya cukup besar, disamping itu, penulis soal akan kesulitan membuat pengecoh yang homogen dan berfungsi, terdapat peluang untuk menebak kunci jawaban, dan peserta mudah mencotek kunci jawaban. Secara umum, setiap soal pilihan ganda terdiri dari pokok soal (stem) dan pilihan jawaban (option). Pilihan jawaban terdiri atas kunci jawaban dan pengecoh (distractor).

Dalam penyusunan soal tes tertulis, penulis soal harus memperhatikan kaidah-kaidah penulisan soal dilihat dari segi materi, konstruksi, maupun bahasa. Selain itu soal yang dibuat hendaknya menuntut penalaran yang tinggi.

Hal ini dapat dilakukan antara lain dengan cara :

  1. mengidentifikasi materi yang dapat mengukur perilaku pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, atau evaluasi. Perilaku ingatan juga diperlukan namun kedudukannya adalah sebagai langkah awal sebelum siswa dapat mengukur perilaku yang disebutkan di atas;
  2. membiasakan menulis soal yang mengukur kemampuan berfikir kritis dan mengukur keterampilan pemecahan masalah; dan
  3. menyajikan dasar pertanyaan (stimulus) pada setiap pertanyaan, misalnya dalam bentuk ilustrasi/bahan bacaan seperti kasus, contoh, tabel dan sebagainya.

D. Kaidah Penulisan Soal Pilihan Ganda

Dalam menulis soal pilihan ganda harus memperhatikan kaidahkaidah sebagai berikut:

  1. Materi

1. Soal harus sesuai dengan indikator.

2. Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari segi materi.

3. Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar atau yang paling benar.

  1. Konstruksi

1. Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas.

2. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan pernyataan yang diperlukan saja.

3. Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban benar.

4. Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat negatif ganda.

5. Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama.

6. Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan, "Semua pilihan jawaban di atas salah", atau "Semua pilihan jawaban di atas benar".

7. Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu harus disusun berdasarkan urutan besar kecilnya nilai angka tersebut, atau kronologisnya.

8. Gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya yang terdapat pada soal harus jelas dan berfungsi.

9. Butir soal jangan bergantung pada jawaban soal sebelumnya.

  1. Bahasa

10. Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.

11. Jangan menggunakan bahasa yang berlaku setempat, jika soal akan digunakan untuk daerah lain atau nasional.

12. Setiap soal harus menggunakan bahasa yang komunikatif.

13. Pilihan jawaban jangan mengulang kata atau frase yang bukan merupakan satu kesatuan pengertian.

Catatan

  1. Jumlah pilihan jawaban untuk soal SD dan SMP adalah empat pilihan
  2. Jumlah pilihan jawaban untuk SMA dan sederajat yaitu lima pilihan

E. Kartu Soal

(Tampak Depan)

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN

KARTU SOAL

Jenis Sekolah :

Bahan Kelas/Semester :

Mata Pelajaran :

Kurikulum :

Penyusun :

Unit Kerja :

Buku Sumber

Proses Kognitif

Tingkat Kesukaran

Fakta

Penerapan

Interpretasi

Pemecahan Masalah

Penalaran & Komunikasi(1)

Sangat Mudah

Mudah

Sedang

Sukar

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

Materi

Indikator

Pilihan Jawaban

Tingkat Kesukaran

Daya Beda

Guessing Value

A

B

C

D

E

(Tampak Belakang)

No.

Rumusan Butir Soal

Kunci

Pembahasan

Catatan:

(1). Khusus matematika, proses kognitifnya adalah penerapan konsep, pemecahan masalah, dan penalaran dan komunikasi

BAB IV

CONTOH-CONTOH SOAL PILIHAN GANDA

Contoh soal Fisika

Fatima memegang lampu senter dekat tongkat. Tongkat akan

membentuk bayangan. Fatima kemudian menggerakkan lampunya. Setelah lampu digerakkan posisi bayangan tongkat tidak berubah, tetapi menjadi lebih panjang.

Diagram namakah yang menunjukkan perpindahan gerakan lampu yang dipegang Fatima?

(ETC, 1998)

Contoh soal Biologi

Percobaan berikut menggambarkan kondisi yang dibutuhkan tanaman agar terjadi pembungaan.

Hasil percobaan tersebut adalah sebagai berikut.

Apa yang dapat disimpulkan dari percobaan di atas?

A. Tumbuhan akan berbunga di tempat yang seluruhnya gelap.

B. Batang tanaman harus terkena cahaya matahari agar tumbuhanberbunga.

C. Semua tumbuhan harus terkena cahaya matahari agar dapat berbunga.

D. Daun tumbuhan harus terkena cahaya matahari agar tumbuhan dapat berbunga.

(ETC, 1998)

Contoh soal Kimia

1. Beberapa senyawa kimia memiliki atom-atom dalam bentuk

tertentu seperti tampak di bawah ini.

Bagaimana bentuk dari cyclohexane?

(ETC, 1998)

Contoh soal Bahasa Indonesia

Bacalah teks berikut dengan saksama!

Standarisasi Mutu Lewat Ujian Nasional

Penjelasan Wakil Presiden dan Menteri Pendidikan Nasional soalujian nasional melegakan kita. Pro dan kontra wacana jadi dan tidaknya penyelenggaraan ujian nasional sudah ada kepastian. Tahun ini diselenggarakan ujian nasional sekolah lanjutan tingkat pertama dan sekolah lanjutan tingkat atas.

Menurut Menteri Pendidikan Nasional Bambang Sudibyo, pada bulan Mei diselenggarakan ujian nasional sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP) dan sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA). Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat menyatakan bahwa ujian nasional tidak menentukan kelulusan. Ujian nasional diselenggarakan dalam rangka mengukur pencapaian standar nasional.

Pendapat pro dan kontra soal ujian nasional selalu muncul pada setiap menjelang akhir tahun ajaran. Namanya berubah-ubah. Tahun lalu bernama ujian akhir nasional, sebelumnya evaluasi belajar tahap akhir atau ebtanas, tahun ini ujian nasional.

Fakta dalam tajuk tersebut terdapat pada

A. kalimat pertama paragraf I dan kalimat kedua paragraf II

B. kalimat ketiga paragraf I dan kalimat kesatu paragraf III

C. kalimat ketiga paragraf I dan kalimat ketiga paragraf III

D. kalimat ketiga paragraf II dan kalimat ketiga paragraf III

Contoh soal Sejarah

Agresi milier II yang dilakukan Belanda pada tahun 1948 memaksa pemerintah Indonesia memberikan mandat kepada Mr. Maramis, dr Sudarmo, dan N. Pallar untuk membentuk pemerintah pelarian di New Delhi India, selain membentuk pemerintah darurat RI di Bukittinggi Sumatera Barat.

Mengapa tindakan tersebut dilakukan pemerintah Indonesia ?

A. India merupakan negara pertama yang mendukung perjuangan Indonesia.

B. Pemerintah Darurat RI di Bukittinggi sudah terkepung pasukan Belanda.

C. Memenuhi tawaran Perdana Menteri India J Nehru yang bersimpati.

D. Sebagian menteri kabinet ketika itu berada di negara tersebut.

E. Ibukota RI di Jakarta sudah berada di bawah kekuasaan Belanda.